>>>
“Masuk!” perintah suara dari dalam. Kode itu aku yang membuat agar orang yang didalam tahu bahwa aku yang akan masuk. Aku membuka daun pintu perlahan, Aira mengikutiku masuk ke dalam ruang BK. Terlihat sosok wanita muda yang mengenakan setelan blazer cokelat.
“Siang, Bu.” Sapaku sambil
menutup pintu dibelakangku. Bu Estia mengangguk ramah seraya tersenyum dan
mempersilahkan aku dan Aira duduk di sofa yang nyaman.
“Ada apa, Sell?” tanya Bu
Estia begitu aku duduk. Aira duduk disampingku sambil mengutak-atik
handphonenya.
“Aku cuma mau tanya, Bu.”
“Tanya apa?”
“Hm ... soal Arya. Benar dia
dikeluarkan, Bu?” tanyaku tanpa basa-basi. Bu Estia mengangguk pelan tapi
pasti.
“Benar. Bisa dibilang, saya
yang membuatnya dikeluarkan.” Ujar Bu Estia diiringi tawa kecil.
“Hah?” aku memiringkan
kepala meminta penjelasan.
“Kamu pernah cerita sama
saya, kan? Saya lapor ke Kepala Sekolah,” ujar Bu Estia santai sambil membuka
bungkus permen mint. Aku mengangguk paham. Ternyata benar dugaanku, beliau lah
yang menyebabkan Arya dikeluarkan dari sekolah. Aku memang sempat bercerita
tentang pengalaman pahitku padanya, namun aku tak menyangka ia bertindak begitu
cepat. Bu Estia memang dekat denganku, aku sendiri memang sering curhat
dengannya. Namun penyebab ia begitu baik padaku adalah kejadian di awal tahun ajaran
baru...