Tuesday, April 16, 2013

Gomennasai.

Readers.. Karna satu dan dua hal, sekarang gue gak bisa update blog dulu. Mungkin dalam waktu 2 minggu ke depan.

Kenapa?

Karna sekarang ini gue lagi kena writer-block, dimana ide gue mandek begitu gue mulai dapet feel buat ngetik.

Harap dimaklumi, ya. Kata salah satu partner, itu karma atas ke-pehape-an gue. Gue terima dengan lapang dada, jadi gue mohon kalian juga bersabar ya buat menikmati lanjutan dari serial-serial favorit kalian.

Makasih banyak atas loyalitas kalian yang mau menjadi pembaca setia, gue harap adanya blog ini cukup menghibur beberapa orang.

Awalnya gue juga gatau kalo blog ini bakal tetep dilirik orang setelah gue resmi mendobrak(?) keluar dari 'family' itu. Tapi ternyata kalian masih respect konten blog ini. Gue patut kasih acungan jempol. ( '-')b

Blog ini merupakan blog kedua gue, tapi pengunjungnya hampir nyusul blog pertama. Amazing banget.
Sekali lagi gue minta maaf dan minta pengertian kalian..

Makasih sekali lagi ( ^o^)/

-AuthorPHP-

Saturday, April 13, 2013

The Young Adult - Chapter 6

Moshi-moshi~!
Long awaited for a new chapter of this series(?), finally we moving forward! ^^
It has been a hard times, when I realize that many fans readers want to see this series continue moving forward, as an author with a tittle 'PHP', of course I have to make readers suffering waiting for this time. #digiles

Gak perlu basa-basi celoteh terlalu lama, lanjut aja yak~!
Please enjoyed~

Previous chapter: The Young Adult - Chapter 5.


>>> The Young Adult - Chapter 6 <<<
"ITU BOHONG, KAN, DI!?" aku menjerit sejadinya begitu tiba di rumah. Aldi yang sedang duduk di sofa sambil menonton televisi menatapku bingung.

"Kenapa, Sell?"

Kutarik nafas panjang lalu menghembusnya perlahan, "soal Arya." kulihat air muka Aldi berubah suram. "Dia bilang, dia nuntut lo karena udah bikin dia babak belur. Dia bohong, kan?"

Aldi tidak menjawab.

"Di, jawab gue! Itu bohong, kan?" pekikku agak keras. Namun ia masih bergeming. "Kenapa lo gak jawab, sih!?"

Aldi tersenyum tipis sambil menatapku dengan tatapan sendu. Jantungku bagai berhenti berdetak, "itu gak bener, kan?" suaraku tercekat.